Contact Me

Feel free to discuss @ivan_arista


Tuesday 14 December 2010

FIND ”POLISI TIDUR” IN ENGLISH

Saya cukup yakin kita tidak dapat menemukannya. Saya sempat menanyakannya ke beberapa teman saya pada saat melewati jalanan di kampung-kampung, namun sampai dengan saat ini, saya belum mendapatkan satupun jawaban yang menurut saya sesuai, hingga saya membuat tulisan ini.

Tidak masalah bagi saya apakah saya dapat menemukan kosa kata bahasa asing yang tepat untuk istilah itu karena saya sendiri juga tidak tahu apa istilah yang tepat untuk menyebut ”gundukan” melintang di jalan yang sering disebut polisi tidur itu di dalam Bahasa Indonesia, bahasa nasional negara tempat saya menemukan ”polisi tidur” itu, namun yang menarik bagi saya adalah mengapa ”polisi tidur” itu dibuat?

Coba lihat jalan di depan rumah anda. Berapa panjang jalan tersebut? Berapa jumlah ”polisi tidur” yang ada di sana? Saya sempat melewati sebuah jalan yang panjangnya kurang dari satu kilometer, namun terdapat dua belas ”polisi tidur” di antaranya. Dengan demikian, kurang dari 100 meter dibangun sebuah ”polisi tidur”. Semakin banyak ”polisi tidur” yang ada di daerah tersebut, langsung terpikir di pikiran saya bahwa warga sekitar daerah itu adalah orang-orang yang semakin bodoh. Bagaimana bisa?

Coba temukan di negara maju manakah dapat ditemukan ”polisi tidur”? Di saat orang banyak semakin menginginkan segala sesuatu yang praktis, di saat semua orang mulai memasuki era globalisasi penuh tantangan hingga muncul kiasan waktu adalah uang, di saat semua persaingan semakin ketatnya, ternyata masih ada orang yang suka memperlambat segalanya dan membuat hal-hal yang mempersulit diri sendiri dan orang lain. Jelas-jelas sudah ada jalan raya yang bagus dan dapat dilewati oleh kendaraan dengan nyaman, malah sengaja dibuat ”polisi tidur” yang menyusahkan orang-orang yang melewati jalan tersebut. Benar-benar sebuah pemikiran yang sempit, yang membuat negara kita tidak akan pernah maju, namun selalu berkembang tidak menentu arah karena pola pikir masyarakatnya yang tidak ingin maju.

Berapa banyak biaya yang dibutuhkan untuk membangun ”polisi tidur”? Tidakkah ada manfaat lain yang lebih berarti dari penggunaan uang tersebut dibandingkan dengan manfaat yang diperoleh dari pembuatan ”polisi tidur”? Lihat selokan di sebelah ”polisi tidur” itu. Sebagian besar wilayah dengan banyak ”polisi tidur” yang saya lihat, selokannya selalu kotor dan buntu. Mungkin alangkah lebih baik untuk memanfaatkannya dengan membersihkan selokan untuk menghindari banjir, bukan?

”Biar pengendara kendaraan bermotor tidak ngebut”. Itu alasan utama yang sering dilontarkan orang bodoh pembuat ”polisi tidur”. Apa jawaban saya? Seberapa ngebut orang bisa ngebut di jalan-jalan sempit walaupun tidak ada ”polisi tidur”nya? Saya yakin tidak mungkin melebihi 30 km/jam, apalagi melebihi 40 km/jam, karena saya yakin pengendara kendaraan bermotor tidak mungkin memacu kendaraannya di tempat yang mana banyak terdapat kendaraan parkir di tepi jalan sembarangan dan anak-anak bermain dan melintas di jalan raya karena itu membahayakan mereka sendiri.

Orang-orang yang melontarkan alasan itu sering menganggap kecepatan di bawah 40 km/jam sebagai ngebut dalam istilah mereka. Jawaban terakhir saya, 40 km/jam adalah batas kecepatan maksimum kendaraan bermotor di jalan raya dalam kota. Peraturan pemerintah mengatakan demikian, jadi, bukankah orang yang membuat larangan ”Batas kecepatan maksimum adalah 20 km/jam karena banyak anak kecil” itu melanggar hukum yang berlaku? Mengapa masih banyak yang membuatnya? Atau mereka merasa tidak tinggal di kota Surabaya namun di desa Surabaya?

Nah, apa yang bisa kita lakukan sekarang? Kita tidak bisa melakukan apapun karena kita bukan ketua RT atau RW yang berwenang, namun kita dapat melakukannya kelak apabila kita mempunyai kekuasaan tersebut, bukan? Apakah kita mau segala sesuatunya dipersulit tanpa tujuan yang jelas? Jangan pula kita terjebak di dalam ”polisi tidur”-”polisi tidur” yang lain, yaitu hal-hal yang kita sengaja buat untuk mempersulit diri kita sendiri dan orang lain tanpa tujuan yang jelas dan tidak ada manfaatnya namun malah merugikan kita. Temukan ”polisi tidur”-”polisi tidur” yang ada di dalam diri kita masing-masing dan bongkarlah karena kita mempunyai kekuasaan untuk yang satu ini.

Akhir kata, semua orang tidak sempurna, pasti setiap dari kita akan melakukan kesalahan, atau dengan kata lain, ”Saya tidak mau dikritik oleh orang yang saya rasa tidak lebih benar dari saya!”. Sebuah ungkapan paling bodoh untuk siapa yang tidak bersedia mengakui besarnya kesalahan yang ada pada dirinya sendiri. Tidak sependapat? Saya menunggu segala jenis tanggapan, saran, maupun kritik di email saya.